Custom Search

Saturday, October 11, 2008

Wanita2 Yang Disetubuhi Syetan

Sejumlah wanita yang datang minta tolong pada saya menghadapi kasus yang sangat aneh dan membingungkan, sering disetubuhi syetan. Kasus yang sangat sulit bagi saya dalam upaya penyambuhannya. Tadinya saya enggan menulis tentang kasus ini, tetapi saya berpikir kembali, akan lebih banyak manfaatnya hal ini diungkapkan dengan harapan agar para penderita bisa mengatasi persoalannya dan bagi yang belum terkena kasus ini bisa menghindar dan mencegah dirinya agar tidak tertimpa kasus ini.

Kedengarannya si enak yang dirasakan oleh penderita yang mengalaminya, tetapi mereka yang datang minta tolong pada saya sangat frustrasi dan minta tolong dihilangkan gangguan tersebut. Biasanya pada pertemuan pertama dan kedua dengan saya mereka belum berani mengaku mungkin merasa sangat malu menderita kasus yang aneh semacam ini. Awal-awalnya mereka cerita gangguan macam-macam, tetapi akhirnya berterus terang.

Ada gadis yang mengaku setiap lima belas menit sampai 30 menit merasa ada penetrasi di vaginanya dengan merasakan sensasi hubungan seksual sampai orgasma. Apalagi kalau sedang berada tempat ramai atau ada orang lainnya, ekspresi wajahnya pasti sangat aneh. Pada saat semacam ini ada yang lari ke kamar mandi atau tempat menyendiri lainnya.

Ada juga wanita yang bersuami pada jam tertentu setiap malam selalu terbangun kemudian merasakan seperti ada suatu sosok yang tidak kelihatan menggaulinya sampai dia orgasma. Tetapi ada juga yang mengalami hal semacam ini tidak setiap malam, frekwensinya berkurang.
Ada yang mengalaminya hanya pada saat-saat tertentu ketika dia sendirian.
Yang lebih tidak enak lagi ada syetan yang menyamar sebagai suaminya seperti yang saya tulis di blog ini dengan judul SI IBU SERING DISETUBUHI OLEH SYETAN.

Penderita kasus ini seperti orang kecanduan narkoba, tidak mampu menolak datangnya saat-saat yang membuatnya risih dan malu tersebut.

Awalnya saya bingung, kenapa bisa terjadi kasus semacam ini. Setelah menangani sekian banyak kasus-kasus tersebut, saya menemukan beberapa penyebabnya.

1. Syetan yang mendominasi dan sangat berpengaruh pada diri wanita yang bersangkutan termasuk jenis hyper sex. Dia senantiasa mengundang syetan jin dan atau syetan manusia mencumbunya. Syetan semacam ini asalnya bisa warisan dari keturunan, atau diundang sendiri oleh yang bersangkutan dengan berbagai cara baik yang disengaja maupun tidak sengaja, sadar atau tidak , diketahui atau tidak diketahui.Misalnya seseorang meminta sesuatu keperluannya pada orang pintar, ada yang tidak dikasih tahu bahwa salah satu syaratnya harus melayani syetan atau jin yang menolongnya, tetapi ada juga yang diberi tahu syarat ini. Ada juga karena prilaku spritual yang menyimpang yang berkaitan dengan masalah sex. Kasus seperti ini masih bisa disembuhkan meskipun cukup sulit dan butuh waktu.

2. Syetan dari laki-laki yang pernah berselingkuh dengan wanita tersebut, apakah wanita tersebut seorang gadis atau wanita yang bersuam. Laki-laki tadi memiliki ilmu atau kemampuan untuk itu secara sadar, tetapi ada juga yang tidak sadar karena tidak memiliki ilmu atau kemampuan untuk itu, dia hanya mewarisi syetan jenis ini dari keturunannya. Syetan yang mendominasi wanita itu juga tersebut jenis yang ketagihan sensasi sexual. Kasus semacam ini tidak bisa saya tolong, karena berada diluar otoritas saya. Hanya orangtuanya dan atau suaminya yang bisa menolong dan punya otoritas, selama mereka memiliki kemampuan mengalahkan syetan yang mengganggu wanita tadi.

Bagi mereka yang mengalami kasus semacam ini, langkah pertama mereka harus mohon ampun dan bertobat pada Allah Taala atas segala dosa dan kesalahannya se ikhlas-ikhlasnya secara terus menerus dengan kemauan yang kuat untuk melawan syetan pengganggu tadi. Tentu saja dengan memohon pertolongan Allah Yang Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu. Biasanya setelah berdo'a dan memohon dengan cara semacam ini, akan ada jalan keluar tanpa disangka-sangka.
Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi anda.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Dokter Yang Buka Praktek Spiritual

Suatu malam saya kedatangan tamu suami isteri. Dari penampilannya, mereka termasuk kelompok menengah keatas. Sang suami memang sudah janji lewat telepon mau ke tempat saya. Tadinya saya pikir yang ingin berobat suaminya saja, rupanya si isteri juga minta diobati.
Sang suami mengemukakan keluhannya bahwa kedua belah tangannya kesemutan terus menerus dan sudah lama, tidak pernah berhenti. Saya tanya padanya, apa kata dokter, maksud saya hasil diagnosanya. Langsung dia jawab : " Saya dokter pak ".
Sayapun mengalihkan pertanyaan, sudah berobat dengan cara apa saja. Dia mengaku dengan pengobatan medis tidak bisa sama sekali, malah dia mengaku lebih banyak ke pengobatan alternative. Hanya satu yang bisa menolong, ada yang mengobati dengan cara memijit, tetapi tempatnya jauh di daerah Sukabumi, di pedesaan jauh dari kota Sukabumi. Pengakuannya hanya bertahan sebentar sembuhnya, beberapa hari, setelah itu kambuh lagi.
Ketika saya bertanya kegiatan dia yang berkaitan dengan profesinya, dalam arti praktek kedokteran, dia menyatakan tidak buka praktek. Kegiatannya disamping sebagai sales sebuah perusahaan obat-obatan, juga buka praktek memperbaiki aura orang.
Saya tegaskan pada dokter tersebut, penyakit anda akibat praktek penyembuhan spiritual tersebut, kalau tidak berjanji menghentikan kegiatan itu, saya tidak bisa menolongnya.
Diapun berjanji berhenti, kemudian menjalani terapi, saat itu juga keluhannya hilang sama sekali. Saya sarankan pada dia agar membuka praktek sebagai dokter saja. Tetapi dari jawabannya dia tidak begitu suka buka praktek sebagai dokter. Saya juga tidak menanyakan lebih lanjut.
Dia juga bercerita bahwa anak-anaknya yang masih kecil terkena kanker.
Saya jelaskan pada dokter tersebut bahwa saya pernah menolong beberapa pasien yang bekerja di perusahaan obat-obatan, sama kanker juga dan tidak bisa disembuhkan. Tiba-tiba dia tercenung sejenak. Saya katakan lagi, jangan-jangan ada yang salah dalam menjalankan profesi tersebut, sehingga kesalahan itu kembali ke diri mereka yang menjalani.
Diapun mengakui hal ini.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Thursday, October 9, 2008

Orang Yang Tidak Tahu Bersyukur

Suatu malam habis shalat taraweh di mesjid, saya dijemput beberapa orang kerabat dekat seorang yang sedang sakit, minta tolong saya untuk mengabati si sakit. Saya kenal si sakit ini, tetapi tidak akrab. Dia seorang janda yang ditinggal cerai oleh suaminya yang kawin lagi. Teman dekat saya yang waktu itu ada di mesjid ikut juga bersama saya.
Begitu sampai di tempat si sakit, sekitar belasan keluarga dan kerabat dekatnya menunggui si sakit. Dari penuturan si sakit, dia menderita sakit di perut sekitar setahun. Keluhan sakit perut yang kadang-kadang membuatnya sesak napas. Perutnya terlihat agak membesar. Diapun sudah berobat kemana-mana, baik dokter maupun non medis, tetapi tidak membuahkan hasil dalam arti dia tetap merasakan sakit sampai saat itu.
Setelah menjalani terapi beberapa menit, si sakit menyatakan bahwa rasa sakitnya hilang sama sekali saat itu juga. Saya jelaskan pada si sakit dan belasan orang yang ada disitu bahwa ini sebagai tanda bahwa pengobatan yang saya lakukan membuahkan hasil, berarti pengobatannya tepat. Untuk menuntaskannya, saya harus ketemu bekas suaminya untuk menyelesaikan persoalannya yang berkaitan dengan penyakitnya. Dari tanya jawab saya dengan si sakit, saya sampai pada kesimpulan bahwa penyakitnya karena perbuatan dia sendiri dan berkaitan erat dengan bekas suaminya. Memang suaminya sudah dicari oleh pihak keluarga sekian lama, tetapi tidak ketemu. Saya katakan bersabar saja, tokh rasa sakit yang diderita sudah hilang sama sekali.
Saat itu saya tegaskan sampai lima enam kali dan saya minta yang hadir jadi saksi, si sakit tidak boleh lagi berobat ke dukun, kiyai, paranormal dan semacamnya. Kalau dilanggar, saya tidak akan menanganinya lagi.
Tiga hari kemudian, saya dicari lagi oleh keluarga si sakit di mesjid, tetapi malam itu setelah selesai shalat taraweh, saya ke rumah seorang teman untuk urusan pembangunan masjid yang sedang dirampungkan. Sayapun dijemput disitu. Penjemput saya mengatakan bahwa si sakit kambuh lagi sakitnya.
Di tempat si sakit ada belasan orang keluarga dan kerabat dekat, banyak diantara mereka yang hadir pada saat kunjungan saya yang pertama yang saya minta jadi saksi. Saya ungkapkan kepada semua yang hadir dan si sakit bahwa larangan saya telah dilanggar. Kebanyakan diantara mereka merasa heran karena saya bisa tahu padahal tidak ada yang kasih tahu. Kemudian saya tegaskan, karena larangan saya telah dilanggar, sesuai dengan penegasan saya sebelumnya, saya tidak akan menangani lagi si sakit.
Kemudian diungkaplah oleh kakak perempuan si sakit bahwa sore hari sebelum saya dijemput untuk kedua kalinya, adik laki-laki mereka membawa dukun kesitu untuk mengobati si sakit. Si dukun dibayar cukup mahal, sebahagian besar uang hasil kontrakan rumah yang baru diterima si sakit diberikan kepada dukun tersebut.
Saya katakan pada si sakit dan semua yang hadir, suruh dukun itu bertanggung jawab karena dia sudah dibayar sangat mahal, jangan minta tolong pada saya lagi.
Sangat mengherankan bagi saya, si sakit itu tidak bayar sepeserpun pada saya, rasa sakit yang diderita sekian lama hilang seketika setelah saya obati, malah melanggar larangan saya yang tidak lain untuk kesembuhan dirinya. Malah dia beli lagi penyakit dengan harga sangat mahal dengan membayar dukun sangat mahal.
Menurut saya, orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang tidak tahu bersyukur karena inti pokok pengobatan yang saya lakukan adalah mohon pertolongan pada Allah Taala. Do’a berupa permohonan ini dilakukan sendiri oleh si sakit seperti yang saya bimbing dan oleh diri saya sendiri tentunya.
Saya tidak berani lagi memaksakan diri untuk menolong orang-orang semacam ini, takut Allah Taala menguji saya lagi dengan rasa sakit yang berkepanjangan seperti sebelumnya.
Kalau tidak salah setelah sebulan lebih menderita, akhirnya si sakit meninggal.
Beberapa kasus yang mirip seperti ini saya temukan dalam pengobatan. Masih jadi pertanyaan buat saya, mengapa mereka menganggap sepele apa yang saya tentukan, apakah karena sembuhnya sangat gampang, bayarannya murah atau gratisan, atau karena sikap saya sebelumnya yang tidak pernah menolak untuk menolong orang sakit yang datang minta tolong pada saya, siapapun dia.
Belajar dari pengalaman-pengalaman ini, saya mohon maaf karena sekarang harus selektif menerima orang-orang yang akan saya obati agar tidak membebani saya dan keluarga saya.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF