Seorang ibu diantar ke tempat saya. Turun dari mobil digotong oleh kerabatnya.
Tiga hari sebelumnya , si ibu jatuh saat wudhu untuk shalat magrib.
Dia sudah dibawa ke dokter dan menurut dokter, dia kena stroke.
Selama tiga hari menelan obat dari dokter tidak membuahkan hasil apa-apa. Dia hanya bisa tidur berbaring, tidak bisa bangun meskipun untuk duduk.
Di rumah saya si ibu dibaringkan di kursi panjang/sofa. Menurut ceritanya, dia sering didatangi oleh nenek ( sudah meninggal ) dari suaminya. Nenek itu dukun sangat terkenal di kampungnya. Sebelum nenek muncul biasanya didahului oleh kemunculan burung dan burung itu berubah wujud menjadi nenek tersebut.
Setelah menjalani terapi, tiba-tiba dia kesurupan dan muncul syetan nenek yang dia ceritakan merasuk ke si ibu.
Syetan nenek yang muncul sangat sombong dan angkuh, menganggap remeh saya, malah sempat meludahi saya. Syetan itu merasa sangat kuat dan tidak mungkin ditandingi oleh saya yang dikatakannya masih bau bawang. Menurut cerita si ibu dan keluarganya, semasa hidupnya si nenek memang dukun sangat terkenal dan tangguh, tidak ada satupun yang mampu menandingi dia di kampungnya dan daerah sekitarnya.
Tiga kali saya minta syetan si nenek keluar dan pergi secara baik-baik dari diri si ibu, tetapi jawabannya dia terus menghina dan merendahkan saya.
Waktu itu saya pikir, syetan ini keterlaluan dan tidak tahu diri, saya putuskan untuk mengusirnya dengan kekerasan.
Saya ambil air minum satu gelas, berdo’a, meneguk air itu, kemudian saya semburkan ke muka si ibu.
Syetan si nenek mengejek saya mencibirkan bibirnya sambil berkata :” eeee, tidak sakit “.
Saya tidak peduli, saya sembur lagi untuk kedua kalinya.
Tiba-tiba muncul syetan lain dalam diri si ibu dari suaranya dia laki-laki dengan cepat berkata :” Ayo kita cepat pergi…….cepat……..cepat……dia bukan tandingan kita “.
Syetan yang baru muncul itu ketakutan karena saya sudah siap mau menyembur lagi. Yang muncul belakangan adalah syetan atasannya syetan si nenek.
Si ibu yang sakit langsung sadar, kemudian dia duduk, berdiri dan jalan.
Pulangnyapun dia jalan sendiri ke mobil, tetanggapun bingung menanyakan mana ibu yang digotong tadinya
TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF
No comments:
Post a Comment