Suatu hari saya ditelepon kakak perempuan saya, mengharuskan saya pulang kampung karena ibu sakit keras, tidak bisa bangun, tidak biasanya seperti itu sakitnya meskipun beliau sudah tua.
Saya pulang, saya obati ibu dengan cara yang sangat khusus menurut pemahaman dan pengetahuan saya.
Sehari setelah saya obati, ibu bisa bangun berdiri, dengan bahagia dan bangga beliau berbisik pada saya menyatakan terasa tubuhnya sangat ringan seperti melayang setelah saya obati sehingga bisa bangun dan jalan.
Suatu ketika setelah itu, tengah saya duduk sendirian di ruang tamu rumah kakak saya di kampung, saudara sepupu saya dari pihak ibu datang menjenguk saya, sendirian dia datang.
Saya tanyakan tentang penyakit yang dideritanya cukup lama, seperti yang pernah diceritakan oleh keluarga.
Dia mengaku menderita penyakit yang sangat aneh. Kalau di rumah dia selalu mencurigai isterinya main serong dengan laki-laki lain. Siapa saja yang lewat di depan rumahnya yang pinggir jalan besar itu dicemburuinya, apakah yang jalan kaki atau naik kendaraan. Semua laki-laki yang lewat itu dituduhnya menggoda isterinya, sehingga makian ke isterinya merupakan lagu wajib setiap saat di rumah. Untung isterinya sabar dan memahami suaminya sakit.
Dia juga tidak berani ketemu orang dan dianggapnya semua orang memusuhinya. Apalagi ngumpul dengan orang banyak tidak pernah dia lakukan selama sakit, padahal dia orangnya sangat ramah dan supel.
Kalau mau ke suatu tempat, ke rumah saudara misalnya, dia akan mutar-mutar jauh dulu untuk menghindari musuh yang siap mencegatnya, itu menurut perasaan dia. Jarang keluar rumah dia jadinya.
Dia telah menderita gangguan tersebut selama lima tahun lebih. Tadinya dia kepala sekolah SD, dipensiunkan ( pensiun muda ) karena penyakitnya itu.
Berobat ke dokter sudah sering sampai bosan, termasuk ke psiater dan sempat masuk ke rumah sakit jiwa cukup lama, tetapi tidak sembuh-sembuh juga.
Naik haji juga dia sudah jalani atas saran keluarga, mungkin penyakitnya bisa sembuh, ,tetapi tetap tidak ada hasilnya. Berobat ke orang pintar, sama saja tidak ada hasil apa-apa.
Pernah suatu hari seorang teman sangat akrabnya, datang menjenguknya dan mengobatinya. Temannya ini bisa mengobati orang yang sakit seperti itu dan mengatakan bahwa dia diganggu jin yang sangat kuat.
Tetapi sepuluh hari setelah mengobati dia, temannya itu meninggal tanpa sebab yang jelas.
Dari Tanya jawab dengan saya dia mengaku mengamalkan dzikir. Saya tanya apa dzikirnya, dia menjawab Allahuu. Dia juga mengaku secara jujur, dzikir itu tidak diniatkan untuk apa-apa, kecuali untuk mendekatkan diri pada Allah.
Sejenak saya bingung, karena dari penuturan dan pengakuannya tidak ada yang salah. Dia juga menyatakan tidak ada lagi amalan lainnya.
Tiba-tiba saya seperti mendapat ilham/petunjuk, saya tanyakan bagaimana dia melakukan dzikir itu, saya minta dia praktekkan. Saya pastikan pada dia, cara mengamalkan dzikir itu yang bermasalah.
Saya minta dia menjalani terapi, beberapa menit lamanya. Begitu selesai dia merasakan pikirannya langsung jernih dan yakin dirinya telah sembuh.
Saya ingatkan, dua atau tiga hari lagi pengganggu yang baru saja diusir akan coba masuk lagi dan saya tekankan agar terus berjuang dengan berdo’a seperti yang saya ajarkan.
Benar pada malam ketiga setelah pengobatan itu, syetan yang mengganggunya mau masuk lagi sewaktu dia tidur, dia terbangun dan terus berdo’a, kemudian shalat.
Alhamdulillah, setelah itu syetan tersebut tidak pernah datanbg mengganggu dia sampai saat ini.
TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF
No comments:
Post a Comment