Suami seorang keluarga dekat saya kerja di sebuah bank pemerintah di Jakarta. Pada suatu kesempatan mereka ketemu saya di suatu acara hajatan keluarga. Dia mengeluh sakit macam-macam.
Saya ajak mereka sekeluarga ke rumah saya. Si suami menempati peringkat cukup tinggi di suatu cabang ilmu bela-diri dan punya kemampuan yang bagus dalam hal ilmu tenaga dalam.
Saya minta dia melepas semua yang berkaitan dengan tenaga dalam itu kalau mau sembuh.
Dia mau melepaskan, kemudian atas petunjuk saya dia lepas satu-satu yang menjadi bahagian dari terapi. Setelah itu dia merasa sehat dan normal, merasa enak, tidak lagi merasakan sakit seperti sebelumnya.
Tetapi menurut pengakuannya, masih ada satu lagi zimat yang disimpan di rumahnya, biasanya diikat dipinggang seperti sabuk. Sudah lama tidak dipakainya, hanya disimpan di lemari.
Saya wanti-wanti minta agar zimat itu segera dibawa ke saya untuk dimusnahkan. Dan begitu sampai di rumah, zimat itu langsung dikeluarkan dari rumah, jangan ada dalam rumah.
Selama setahun saya tunggu dia tidak datang-datang membawa jimat itu, malah yang datang pemberitahuan dia ada di rumah sakit dalam keadaan koma, setelah jatuh di kamar mandi karena stroke.
Saya pergi besuk, memang dia koma. Menurut isterinya, tim dokter mau membedah otaknya, tetapi dibatalkan sendiri oleh tim dokter karena dinilai percuma saja tidak bisa menyembuhkan pendarahan otak yang terlalu parah.
Ada sekitar seminggu dia koma begitu. Seorang dokter di rumah sakit tersebut bilang pada isterinya bahwa dari segi medis sebenarnya suaminya sudah mati. Dokter itu menyarankan isterinya untuk minta tolong orang pintar karena diyakini olehnya bahwa si sakit punya pegangan semacam zimat atau ilmu yang bersifat kebatinan.
Si isteri langsung menelpon saya dan memberi tahu apa yang dikatakan oleh dokter. Saya ingatkan dia tentang zimat yang dijanjikan untuk dibawa ke tempat saya setahun sebelumnya.
Saya ke rumah sakit, si isteri pulang ke rumahnya mengambil zimat tersebut.
Saya bakar zimat itu dibelakang rumah sakit, rupanya pada saat yang sama si sakit menghembuskan napas yang terakhir, Si sakit sudah meninggal saat saya kembali kesitu
TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF
No comments:
Post a Comment